Tautan-tautan Akses

Afrika Selatan Hadapi Lonjakan COVID


Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bersiap untuk menguji seorang wanita untuk COVID-19 di Rumah Sakit Fourways Life di Johannesbug, 28 Juni 2021. (Foto oleh Emmanuel Croset / AFP)
Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bersiap untuk menguji seorang wanita untuk COVID-19 di Rumah Sakit Fourways Life di Johannesbug, 28 Juni 2021. (Foto oleh Emmanuel Croset / AFP)

Afrika Selatan mengalami lonjakan infeksi COVID-19. Para pejabat kesehatan, Minggu (27/6), melaporkan 15.000 kasus baru dan 122 kematian.

Presiden Cyril Ramaphosa, Minggu malam (27/6) , mengatakan varian Delta dari virus corona kemungkinan menjadi penyebab wabah tersebut.

Pembatasan-pembatasan baru karena lonjakan kasus itu mencakup larangan semua pertemuan publik, kecuali pemakaman, yang akan dibatasi hingga 50 orang. Penjualan minuman keras akan dilarang dan perpanjangan jam malam juga akan mulai diberlakukan.

Orang-orang mengantre untuk dites COVID-19 di Fourways Life Hospital di Johannesburg pada 28 Juni 2021. (AFP)
Orang-orang mengantre untuk dites COVID-19 di Fourways Life Hospital di Johannesburg pada 28 Juni 2021. (AFP)

Para pejabat mengatakan provinsi Gauteng menyumbang 66 persen dari jumlah infeksi baru. Pihak berwenang khawatir provinsi lain juga akan segera mengalami peningkatan kasus.

“Mari kita kerahkan setiap kekuatan yang kita miliki, mari kita kumpulkan cadangan keberanian kita, dan berketetapan hati sampai gelombang ini juga kita lewati,” kata Ramaphosa dalam siaran nasional Minggu.

Beberapa personel pertahanan utama Inggris melakukan isolasi mandiri setelah pekan lalu menghadiri pertemuan dengan Jenderal Nick Carter, kepala angkatan bersenjata Inggris, yang dites positif COVID-19. Menteri Pertahanan Ben Wallace dan kepala Angkatan Laut Kerajaan, RAF dan Komando Strategis sekarang melakukan isolasi mandiri setelah hasil tes Carter positif.

Pusat Sumber Daya Virus Corona Johns Hopkins Senin pagi (28/6) mengatakan jumlah global untuk kasus COVID lebih dari 181 juta. AS adalah negara dengan jumlah kasus tertinggi dengan 33,6 juta kasus, diikuti India dengan lebih dari 30 juta dan Brasil lebih dari 18 juta kasus.

Kawasan wisata dekat Harbour Bridge di Sydney, 28 Juni 2021, saat lockdown selama dua minggu di tengah merebaknya varian Delta yang sangat menular di Australia. (Foto: Saeed KHAN / AFP)
Kawasan wisata dekat Harbour Bridge di Sydney, 28 Juni 2021, saat lockdown selama dua minggu di tengah merebaknya varian Delta yang sangat menular di Australia. (Foto: Saeed KHAN / AFP)

Kota Sydney di Australia saat ini melakukan penutupan wilayah ketika kota itu menghadapi peningkatan wabah COVID tetapi dua orang yang mengabaikan pembatasan dengan berjemur sinar matahari kena batunya. Pasangan yang bertelanjang itu, menurut laporan Agence France-Presse, “dikejutkan” oleh seekor rusa, sehingga melarikan diri ke semak belukar Taman Nasional

Kerajaan untuk menyelamatkan diri dari binatang itu. keduanya kemudian harus meminta bantuan pihak berwenang.

Para pejabat mengatakan seorang laki-laki berusia 30 tahun ditemukan di jalur pejalan kaki dalam keadaan "telanjang dan membawa ransel." Laki-laki lainnya, yang berusia 49 tahun, ditemukan tidak lama kemudian dalam keadaan setengah telanjang.

"Dengan meninggalkan rumah tanpa alasan yang tepat... dan kemudian tersesat di taman nasional dan mengalihkan sumber daya penting dari operasi kesehatan, saya kira mereka seharusnya malu," kata Komisaris Polisi Negara Bagian New South Wales Mick Fuller. Ia menambahkan sulit mengatur orang bodoh."

Kedua laki-laki itu didenda $760 karena mengabaikan perintah kota Sydney untuk tinggal di rumah. [my/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG