Dalam pernyataan pers yang diterima VOA hari Rabu (6/4), Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga mengatakan “setelah merosot di kuartal ketiga, perekonomian Indonesia membaik dengan cepat dan menutup 2021 dengan keluaran yang lebih tinggi daripada masa pra-pandemi 2019. Pertumbuhan terjadi di berbagai bidang dan akan menguat pada 2022 seiring normalisasi kegiatan ekonomi.”
Namun ia mengingatkan bahwa jika invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, maka “dapat berdampak signifikan terhadap inflasi dan keseimbangan fiskal.”
Asian Development Outlook (ADO) 2022 menunjukkan pengeluaran konsumen dan kegiatan manufaktur di Indonesia terus tumbuh karena naiknya pendapatan, pekerjaan, dan optimisme. Investasi terbantu oleh naiknya permintaan, perbaikan iklim investasi dan iklim berusaha, serta pemulihan kredit.
Inflasi, yang mencapai rata-rata 1,6 persen tahun lalu, diperkirakan akan naik menjadi 3,6 persen pada tahun 2022, karena pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan harga komoditas yang lebih tinggi. Namun semua itu masih akan berada dalam rentang target Bank Indonesia.
Inflasi diperkirakan akan turun ke tiga persen pada tahun 2023 seiring meredanya kenaikan harga komoditas. Namun, harga yang lebih tinggi untuk ekspor komoditas Indonesia akan mengimbangi turunnya volume ekspor, sehingga menjaga transaksi berjalan tetap imbang dan menghasilkan tambahan pendapatan.
Untuk jangka menengah, laporan tersebut merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan digitalisasi demi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan sehingga mendorong peningkatan PDP per kapita ke taraf negara berpenghasilan tinggi pada 2045.
Oleh karena itu ADB mendorong bantuan bagi pelaku usaha supaya dapat meningkatkan alih teknologi, mendorong penelitian dan inovasi, serta mengakses angkatan kerja yang melek teknologi. Beberapa kebijakan yang penting untuk mendukung hal ini, tambah pernyataan itu, antara lain adalah investasi pemerintah dalam infrastruktur digital, insentif fiskal, dan reformasi regulasi.
ADB kembali menggarisbawahi komitmennya untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. [em/es]