Tautan-tautan Akses

ACLU Upayakan Akses terhadap Migran di Teluk Guantanamo


Pesawat militer AS pertama yang disiapkan untuk membawa migran ke Teluk Guantanamo bersiap lepas landas dari sebuah lokasi yang dirahasiakan ddi AS pada 4 Februari 2025. (Foto: DHS/Handout via Reuters)
Pesawat militer AS pertama yang disiapkan untuk membawa migran ke Teluk Guantanamo bersiap lepas landas dari sebuah lokasi yang dirahasiakan ddi AS pada 4 Februari 2025. (Foto: DHS/Handout via Reuters)

Serikat Kebebasan Sipil Amerika (ACLU), pada Rabu (12/2), mengajukan gugatan untuk mendapatkan akses terhadap puluhan migran yang dikirim ke pangkalan angkatan laut AS di Teluk Guantanamo, Kuba. Mereka mengatakan bahwa hak para migran untuk mendapatkan pengacara telah ditolak.

ACLU mengajukan pengaduan atas nama keluarga tahanan, yang mengatakan bahwa para tahanan itu tidak dapat menuntut karena mereka ditahan tanpa kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Gugatan tersebut berupaya untuk segera memberikan akses telepon dan video kepada para tahanan, serta kunjungan langsung.

Presiden Donald Trump memulai tindakan keras yang luas terkait imigrasi setelah menjabat pada 20 Januari. Tindakan itu mencakup pemindahan puluhan migran ke tempat penahanan di Teluk Guantanamo, yang terkenal karena lokasinya yang terpisah dari AS, dan dilengkapi dengan keamanan tinggi, serta digunakan untuk menahan tersangka teroris asing.

Gugatan tersebut menyusul surat yang dikirim ACLU dan kelompok hak-hak sipil dan imigran lainnya kepada pejabat tinggi Trump minggu lalu. Mereka menuntut cara untuk berbicara dengan para tahanan.

“Mengirim imigran ke Guantanamo tanpa akses ke pengacara atau dunia luar tidak dapat diselaraskan dengan hukum atau prinsip negara kita," kata Lee Gelernt, pengacara ACLU dan penasihat hukum utama dalam kasus itu. "Sekarang terpulang kepada pengadilan untuk menegaskan bahwa supremasi hukum mengatur negara kita."

Pemerintahan Trump hanya memberi sedikit informasi spesifik tentang para tahanan yang dikirim ke Teluk Guantanamo. Dikatakan bahwa penerbangan pertama membawa terduga para anggota geng Venezuela bernama Tren de Aragua.

Juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri Tricia McLaughlin mengatakan bahwa ada sistem di lokasi penahanan Guantanamo bagi para migran untuk menelepon pengacara. Dia mempertanyakan ACLU yang lebih mengkhawatirkan "alien kriminal yang sangat berbahaya termasuk pembunuh dan anggota geng yang kejam" daripada warga negara AS. [ka/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG