Perdana Menteri de facto Afghanistan mungkin mempunyai tugas paling sulit dari semua pemimpin yang hadir dalam forum tahunan Davos - membujuk para investor asing agar melakukan investasi di negaranya yang hancur.
Pemimpin Eksekutif Abdullah Abdullah tanpa keraguan mengatakan, investor harus melihat dibalik situasi keamanan yang mengerikan dan mengamati potensi sumber daya alam (SDA) Afghanistan yang kaya.
"Bagi komunitas bisnis, keamanan tentu saja penting," katanya kepada kantor berita AFP dalam sebuah wawancara hari Rabu di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Swiss.
"Tetapi Anda tidak bisa menunggu sampai sepenuhnya aman, kemudian masuk dan berinvestasi," katanya. "Kekayaan Afghanistan, sumber daya alam komoditas yang sekarang ini lebih berharga daripada emas, semua itu peluang untuk berinvestasi," katanya.
Sementara banyak pengecam di forum elit Davos, Abdullah juga memuji mereka karena tidak seperti pihak-pihak lain yang hanya memperhatikan bisnis atau politik.
Abdullah berbicara setelah gerilyawan Taliban pada hari Senin menewaskan 65 orang dalam serangan terhadap fasilitas pelatihan intelijen di provinsi Wardak. (ps/jm)