Presiden populis Serbia telah mengumumkan bahwa ia telah menyepakati perjanjian gas "yang sangat menguntungkan" dengan Rusia.
Perjanjian itu disepakati dalam percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berlangsung pada Minggu (29/5).
Presiden Serbia Aleksandar Vucic, mantan ultranasionalis pro-Rusia yang mengklaim akan membawa Serbia masuk ke Uni Eropa, telah menolak untuk mengecam secara terbuka invasi Rusia ke Ukraina.
Meski mendapat tekanan dari Uni Eropa, Serbia belum mengikuti langkah Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Vucic telah berupaya selama bertahun-tahun untuk menjalin ikatan yang lebih erat dengan Moskow.
Serbia hampir sepenuhnya bergantung pada gas Rusia. Dan perusahaan-perusahaan energi utamanya, mayoritas dimiliki oleh Rusia. [vm/jm]