Siprus mengabaikan tekanan yang kian meningkat untuk menyetujui sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap Belarus. Salah satu negara terkecil di Uni Eropa ini, Kamis (1/10), malah mendesak pemerintah-pemerintah sejawatnya untuk menjatuhkan sanksi terhadap Turki karena melakukan pengeboran minyak dan gas di Laut Tengah.
Bertemu di Brussels untuk KTT dua hari, mulai Kamis, para pemimpin Uni Eropa bertekad untuk mengonfrontasi Siprus, yang dituduh menunda persetujuannya atas sanksi-sanksi ekonomi terhadap Belarus. Untuk mempertahankan kredibilitasnya, Uni Eropa ingin keputusan untuk menjatuhkan sanksi itu disetujui dengan suara bulat,
Keputusan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi dipicu oleh penyelidikan Barat dan oposisi terhadap pemilu Agustus lalu yang menunjukkan pesta demokrasi di Belarus itu telah dicurangi.
Inggris dan Kanada telah memberlakukan sejumlah tindakan penghukuman untuk menunjukkan dukungan mereka bagi protes-protes prodemokrasi di Minsk. Uni Eropa ingin mengikuti jejak tersebut namun terhalang oleh sikap Siprus.
“Kami berharap KTT ini menjadi titik puncak bagi Uni Eropa untuk mengeluarkan keputusan yang menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap pihak berwenang Belarus,” kata Gitanas Nauseda, presiden Lithuania, di mana pemimpin oposisi utama Belarus kini mengasingkan diri.
Seorang diplomat senior Siprus mengatakan, KTT itu tidak akan membuahkan hasil yang diinginkan terkait Belarus, kecuali blok itu juga menyampaikan pesan ke Turki bahwa eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan Ankara di Laut Tengah tidak dapat dibenarkan. [ab/uh]