Di Bank Pangan kota New York, para pekerja sibuk memindahkan dan mengemas makanan yang disumbangkan untuk dikirim ke dapur-dapur umum setempat.
"Kami adalah salah satu organisasi bantuan kelaparan terbesar yang melayani kelima wilayah di kota New York. Kami beroperasi dan mendukung lebih dari 90% kode pos yang berada di kota mereka, dan kami melakukannya melalui kemitraan yang erat dengan lebih dari 800 mitra nirlaba," jelas Zanita Tisdale, wakil presiden bagian agensi dan dampak organisasi di Bank Pangan New York saat ditemui VOA.
Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa semakin banyak penduduk di New York yang mengalami kesulitan untuk makan.
Lembaga filantropi, Robin Hood, yang berpusat di New York, melacak penggunaan dapur umum di kota tersebut, dan menemukan bahwa sebelum pandemi COVID-19, 1 dari 5 orang dewasa, atau 20%, menggunakan dapur umum setidaknya satu kali antara tahun 2015 dan 2019. Angka tersebut melonjak menjadi 31%, atau hampir 1 dari 3 orang dewasa, pada tahun-tahun berikutnya.
Sosok warga yang mengalami kelaparan juga telah berubah, kata Zanita Tisdale.
"Yang kami lihat sekarang adalah semakin banyak keluarga pekerja yang mengunjungi dapur umum. Persentase terkecil dari mereka yang mengunjungi dapur umum adalah para tunawisma," ujar Zanita Tisdale.
"Ada mentalitas yang salah seperti, 'Oh, orang-orang ini hanya ingin bantuan,' padahal sebenarnya orang-orang benar-benar berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, " kata Chymeka Olfonse, direktur pelaksana bagian orang dewasa dan dukungan rumah tangga di Robin Hood.
Banyak dari mereka yang bekerja, menurut laporan Robin Hood, yang menemukan bahwa 2 dari 3 warga New York yang mengunjungi dapur umum juga bekerja.
"Banyak yang kehilangan pekerjaan selama pandemi. Banyak pekerjaan telah muncul kembali. Tetapi sayangnya, banyak pekerjaan yang muncul atau yang diiklankan secara daring adalah pekerjaan yang gajinya tidak mencukupi. Tidak ada pertumbuhan upah yang signifikan," tambah Chymeka Olfonse.
Upah yang didapat tidak sejalan dengan biaya-biaya utama lainnya, sehingga menambah beban keuangan warga New York.
"Karena berbagai faktor, warga New York merasa semakin sulit untuk bisa menghemat satu dolar pun (red.hampir setara dengan 16 ribu rupiah)," jelas Zanita Tisdale.
Kerawanan pangan memengaruhi 1,3 juta penduduk New York, menurut bank pangan, dan ini mencakup spektrum pengguna. Bagi beberapa rumah tangga, dapur-dapur umum ini sangat penting. Bagi yang lain, dapur-dapur umum ini merupakan langkah pencegahan. Chymeka Olfonse menambahkan:
"Ada tiga jenis kesulitan di kota New York dan tiga kesulitan itu adalah mahalnya biaya tempat tinggal, penitipan anak, dan juga kebutuhan dasar, seperti makanan dan utilitas, seperti Listrik, gas, dan air," tambah Chymeka Olfonse.
Krisis keterjangkauan ini telah menciptakan kelompok orang yang lebih beragam yang mengunjungi dapur umum. Dan itulah mengapa beberapa ahli mengatakan bahwa pendanaan pemerintah sangatlah penting, bahkan ketika pemerintahan baru telah mengisyaratkan akan adanya pemotongan untuk beberapa program.
Menurutnya Chymeka Olfonse pemilu (presiden) kali ini berakhir pada isu yang berhubungan dengan makanan, yang adalah isu yang sangat penting. Dan ini adalah kesempatan bagi pemerintahan yang akan datang untuk benar-benar memperkuat jaring pengaman dan melakukan investasi-investasi tersebut.
Jika tidak, kata Chymeka Olfonse, dapur umum kemungkinan akan menarik lebih banyak lagi orang yang membutuhkan. [di/aa]
Forum