Mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra, Jumat (15/3) mengatakan ia “merasa lebih baik” dalam pidato pertamanya setelah dibebaskan lebih awal dari hukuman penjara karena tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Miliarder kontroversial ini, yang dua kali terpilih sebagai perdana menteri dan digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006, sedang menjalani hari kedua dari tiga hari perjalanan ke kampung halamannya di Chiang Mai.
“Saya merasa lebih baik,” katanya kepada para wartawan, berbicara dalam dialek Thailand Utara dan mengenakan penyangga leher dan punggung, setelah mengunjungi makam kerabatnya.
Pria berusia 74 tahun itu kembali ke Thailand pada Agustus tahun lalu setelah 15 tahun mengasingkan diri, dan langsung dipenjara selama delapan tahun atas berbagai tuduhan sejak dia berkuasa.
Namun hukumannya dipotong menjadi satu tahun oleh Raja Maha Vajiralongkorn dalam beberapa hari setelah dia kembali, dan bulan lalu pemerintah mengatakan Thaksin memenuhi syarat untuk dibebaskan lebih awal karena usianya dan kesehatannya yang buruk.
Pada bulan Oktober, para pejabat mengonfirmasi bahwa saat ditahan di rumah sakit penjara, Thaksin menjalani lima kali operasi ortopedi. Tidak ada rincian lebih lanjut yang dirilis.
Perjalanan ke Thailand Utara, basis kekuatan politik tradisionalnya adalah kunjungan publik pertama sejak pembebasannya. Thaksin didampingi putrinya Paetongtarn, yang kini menjadi ketua partai Pheu Thai, dan suaminya.
“Kebahagiaan bergantung pada keluarga,” katanya kepada para wartawan sebelum menambahkan, dalam bahasa Inggris, “kebahagiaan ada di rumah.”
Sebelumnya, dia mengunjungi Pasar Warorot yang menjadi tempat berkumpulnya sejumlah kecil pendukung.
Sekitar 20 orang keluar menemuinya sambil meneriakkan nama partai yang identik dengan keluarganya: “Pheu Thai! Pheu Thai!”
“Saya senang dia ada di sini. Saya kehilangan kata-kata dan tidak tahu harus berkata apa,” kata pendukung Parncheun Suriya, 68, kepada kantor berita AFP sambil terisak.
“Saya ingin memberitahunya semoga dia bersama semua warga Thailand selamanya,” tambah Suriya.
Thaksin, mantan perwira polisi yang menjadi taipan telekomunikasi, dicintai oleh jutaan warga pedesaan Thailand karena kebijakan populisnya pada awal tahun 2000-an, namun telah lama ditentang oleh kelompok kerajaan dan militer di negara itu.
Perebutan dominasi antara kelompok berkuasa dan Thaksin serta sekutunya telah banyak menentukan politik Thailand selama dua dekade terakhir. [lt/uh]
Forum