Serangan al-Qaida terhadap sebuah pos militer Yaman di selatan negara itu memicu bentrokan yang menewaskan 64 orang hari Senin, dan membuat warga sipil lokal mengangkat senjata bersama militer untuk memukul mundur pihak militan.
Seperti dilaporkan kantor berita AP, serangan dini hari itu adalah yang terbaru dari serangkaian bentrokan berdarah dalam beberapa bulan ini dan adalah peningkatan upaya al-Qaida untuk memperluas genggamannya di sekitar daerah yang direbutnya tahun lalu. Pihak militan memanfaatkan konflik politik di Yaman untuk menguasai kota-kota di Yaman selatan.
Para pejabat mengatakan serangan itu terjadi di kota Lawder, sekitar 250 kilometer dari ibukota, Sana’a. Warga dan pejabat militer mengatakan 40 militan tewas dalam bentrokan. Selain itu, 18 tentara dan enam warga sipil yang ikut bertempur dengan militer juga tewas.
Militer di Yaman selatan, yang perlengkapannya sedikit dan semangatnya menurun karena serangkaian kekalahan, terus tidak mampu melawan kelompok al-Qaida dan pendukungnya. Di kota-kota seperti Lawder, warga muak dengan ketidakmampuan pemerintah untuk melindungi mereka dan, suku-suku yang memiliki senjata ikut bertempur untuk melindungi diri.
Pihak militer mengatakan mereka menggunakan artileri untuk mengepung al-Qaida dari jarak jauh. Tetapi penduduk setempat tampaknya melakukan sebagian besar pertempuran jarak dekat.
Seperti dilaporkan kantor berita AP, serangan dini hari itu adalah yang terbaru dari serangkaian bentrokan berdarah dalam beberapa bulan ini dan adalah peningkatan upaya al-Qaida untuk memperluas genggamannya di sekitar daerah yang direbutnya tahun lalu. Pihak militan memanfaatkan konflik politik di Yaman untuk menguasai kota-kota di Yaman selatan.
Para pejabat mengatakan serangan itu terjadi di kota Lawder, sekitar 250 kilometer dari ibukota, Sana’a. Warga dan pejabat militer mengatakan 40 militan tewas dalam bentrokan. Selain itu, 18 tentara dan enam warga sipil yang ikut bertempur dengan militer juga tewas.
Militer di Yaman selatan, yang perlengkapannya sedikit dan semangatnya menurun karena serangkaian kekalahan, terus tidak mampu melawan kelompok al-Qaida dan pendukungnya. Di kota-kota seperti Lawder, warga muak dengan ketidakmampuan pemerintah untuk melindungi mereka dan, suku-suku yang memiliki senjata ikut bertempur untuk melindungi diri.
Pihak militer mengatakan mereka menggunakan artileri untuk mengepung al-Qaida dari jarak jauh. Tetapi penduduk setempat tampaknya melakukan sebagian besar pertempuran jarak dekat.