Perusahaan pembuat mobil Amerika, General Motors, beberapa waktu lalu dikabarkan menghentikan pembuatan mobil listriknya selama lima minggu dikarenakan penjualannya yang tidak mencapai target awal tahun . Mengingat harga bensin yang terus melonjak, apakah warga Amerika akan beralih ke mobil listrik mengingat?
Baterei listrik pada mobil Volt dapat digunakan untuk menjalankan mobil itu sejauh 75 kilometer tergantung kondisi medan, teknik mengemudi dan suhu udara. Agar mobil itu dapat menempuh jarak sejauh 550 km lagi tanpa mengisi ulang baterei, mobil itu akan menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya.
Frederico Goodsaid adalah salah satu pemilik mobil tersebut. Ia mengagumi bunyi mobilnya yang nyaris tidak kedengaran. Ia juga menikmati menyetir mobil listriknya tersebut. Frederico mengatakan, “Saya tidak perlu berhenti di pompa bensin dalam perjalanan ke kantor.” Ia menambahkan, ia mengisi ulang batere listrik mobilnya lewat stopkontak biasa di rumah atau dengan smartphone, ia dapat melacak fasilitas lokasi untuk mengisi ulang baterei listrik mobilnya.
Neil Kopit adalah pemilik dealer mobil Volt di Maryland. Ia mengatakan mobil Volt merupakan terobosan baru dalam bidang teknologi. Neil mengatakan, “Orang menyukai mobil ini dari segi teknologi.” Menurutnya, mobil volt itu hanya berada di showroomnya untuk waktu singkat karena mobil itu langsung terjual.
Itulah yang ingin dicapai oleh Presiden Barack Obama saat ia mengunjungi pabrik mobil tersebut dan membantu General Motors keluar dari kebangkrutan, melalui pemberian pinjaman miliaran dollar. Presiden Obama mengatakan, General Motor telah menciptakan mobil masa depan.
Namun, penjualan mobil Volt tidak mencapai targetnya pada 2011 dan rendah pada Januari dan Februari lalu. Kini General Motors, pembuat mobil tersebut, memutuskan untuk menghentikan produksinya selama sebulan lebih. Hal ini menimbulkan pertanyaan atas kelanjutan mobil itu di masa depan.
Menurut salah seorang pengamat otomotif, Carolyn Presutti, salah satu penyebab rendahnya penjualan mobil tersebut adalah, harga mobil listrik Volt yang lebih mahal dibanding mobil berbahan bakar bensin. Lagipula para pembuat mobil berbahan bakar bensin telah mendisain ulang mobilnya menjadi mobil hemat bahan bakar. Selain itu salah satu kekurangan mobil listrik adalah, terbatasnya jumlah sarana pengisian ulang batere listrik di tempat-tempat umum sehingga membuat kuatir para pengemudi mobil listrik tersebut jika berpergian jauh.
Terlepas dari rendahnya penjualan mobil Volt, pembuat mobil lain berencana akan membuat mobil serupa. Diperkirakan dalam dua tahun mendatang, akan terdapat 20 jenis mobil listrik di Amerika. Tampaknya, masa depan mobil berteknologi tinggi ini tetap cerah.
Baterei listrik pada mobil Volt dapat digunakan untuk menjalankan mobil itu sejauh 75 kilometer tergantung kondisi medan, teknik mengemudi dan suhu udara. Agar mobil itu dapat menempuh jarak sejauh 550 km lagi tanpa mengisi ulang baterei, mobil itu akan menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya.
Frederico Goodsaid adalah salah satu pemilik mobil tersebut. Ia mengagumi bunyi mobilnya yang nyaris tidak kedengaran. Ia juga menikmati menyetir mobil listriknya tersebut. Frederico mengatakan, “Saya tidak perlu berhenti di pompa bensin dalam perjalanan ke kantor.” Ia menambahkan, ia mengisi ulang batere listrik mobilnya lewat stopkontak biasa di rumah atau dengan smartphone, ia dapat melacak fasilitas lokasi untuk mengisi ulang baterei listrik mobilnya.
Neil Kopit adalah pemilik dealer mobil Volt di Maryland. Ia mengatakan mobil Volt merupakan terobosan baru dalam bidang teknologi. Neil mengatakan, “Orang menyukai mobil ini dari segi teknologi.” Menurutnya, mobil volt itu hanya berada di showroomnya untuk waktu singkat karena mobil itu langsung terjual.
Itulah yang ingin dicapai oleh Presiden Barack Obama saat ia mengunjungi pabrik mobil tersebut dan membantu General Motors keluar dari kebangkrutan, melalui pemberian pinjaman miliaran dollar. Presiden Obama mengatakan, General Motor telah menciptakan mobil masa depan.
Namun, penjualan mobil Volt tidak mencapai targetnya pada 2011 dan rendah pada Januari dan Februari lalu. Kini General Motors, pembuat mobil tersebut, memutuskan untuk menghentikan produksinya selama sebulan lebih. Hal ini menimbulkan pertanyaan atas kelanjutan mobil itu di masa depan.
Menurut salah seorang pengamat otomotif, Carolyn Presutti, salah satu penyebab rendahnya penjualan mobil tersebut adalah, harga mobil listrik Volt yang lebih mahal dibanding mobil berbahan bakar bensin. Lagipula para pembuat mobil berbahan bakar bensin telah mendisain ulang mobilnya menjadi mobil hemat bahan bakar. Selain itu salah satu kekurangan mobil listrik adalah, terbatasnya jumlah sarana pengisian ulang batere listrik di tempat-tempat umum sehingga membuat kuatir para pengemudi mobil listrik tersebut jika berpergian jauh.
Terlepas dari rendahnya penjualan mobil Volt, pembuat mobil lain berencana akan membuat mobil serupa. Diperkirakan dalam dua tahun mendatang, akan terdapat 20 jenis mobil listrik di Amerika. Tampaknya, masa depan mobil berteknologi tinggi ini tetap cerah.